Adik- adik yang pandai,
Siapakah diantara kalian yang bisa membedakan rusa dan pelanduk ? Karena Kakak akan bercerita mengenai hal itu.
Di suatu negeri hiduplah keluarga rusa. Rumahnya besar dan mewah mirip istana raja.
Anaknya hanya satu, tapi boros dan malas tabiatnya. Gemar berpesta dan tidak mau membantu induknya.
Sepulangnya bermain, sang anak rusa masuk ke kamar tidur. Ia tertidur dengan pakaian yang masih kotor, berbau dan penuh lumpur. Dengan tenangnya dia langsung berbaring di atas kasur, dan kemudian tidur mendengkur.
Anak rusa itu sudah biasa hidup tanpa aturan. Kamarnya banyak barang yang berserakan, dan ia sama sekali tidak mau membersihkan. Maka, miriplah kamar itu dengan gudang rongsokan.
Lain anak rusa, lain cerita si pelanduk. Meski rumahnya sederhana, tetapi selalu teratur rapi. Suka kebersihan dan giat bekerja sepanjang hari. Hidupnya tidak boros, selalu menabung untuk hari esok.
Sejak kecil bapak dan induknya sudah tiada. Pelanduk hidup tanpa sanak dan saudara. Mencari makan sendiri dan tidak pernah dilayani. Jadi. pelanduk sudah terbiasa hidup mandiri.
Suatu malam anak rusa mengadakan pesta yang meriah. Ketika itu pelanduk sedang terlelap tidurnya. Badannya lelah karena seharian mencangkul sawah. Namun karena ada suara ribut pesta, pelanduk itu pun terjaga.
"Uuuuh, malam- malam begini masih saja ribut melulu. Ini pasti ulah anak rusa,"kata si pelanduk menggerutu. lalu si pelanduk bangkit menuju rumah anak rusa untuk mencari tahu apa yang terjadi di dalam sana.
Ternyata pesta yang sangat mewah dan meriah sedang berlangsung. Anak rusa dan teman- temannya menari terhuyung- huyung. Tingkah polah mereka seperti rusa- rusa yang linglung. Sang Pelanduk mencoba menasihati, tetapi mereka malah tersinggung.
"Kamu iri ya, tidak bisa bersenang- senang seperti kami. Kami tak butuh nasihatmu,"kata mereka memyakitkan hati.
Pelanduk menjadi tidak enak hati sejak peristiwa itu. Maksud hati ingin mengingatkan, tetapi malah mendapat malu.
Bulan berganti bulan, waktu pun bergantilah. Induk anak rusa tiba- tiba meninggal. Anak rusa bersedih hati karena hidupnya jadi susah. Mengurus diri sendiri saja tidak bisa , kerjanya hanya bermuram durja.
Semakin hari hidupnya semakin terlunta- lunta. Harta benda orang tuanya sudah habis, tak tersisa. Satu persatu dijualnya hanya untuk makan sekedarnya. Bahkan teman- teman setianya sekarang menjauhi dia.
Kini anak rusa sadar akan perbuatannya yang keliru. Sambil berlinang air mata, dia menemui pelanduk. "Sahabatku, masihkah kamu menerima diri saya dan memaafkan perbuatanku yang melukai hatimu?" Aku sunguh- sungguh menyesal...,"katanya sambil menunduk.
"Oh, aku tahu perasaanmu, lupakanlah masa lalu itu. Kita sama- sama bertetangga, kita harus saling membantu.Adakah sesuatu yang perlu kulakukan untukmu?" kata pelanduk seraya memandang anak rusa dengan sendu.
"Kamu sangat baik, hatimu sungguh mulia. Sejujurnya aku ingin kamu mengajariku bekerja. Bila suka, ijinkan aku ikut denganmu ke sawah. Belajar mencangkul dan juga mengolah tanah."
Kata pelanduk dengan ramah,"syukurlah kalau begitu. Dengan senang hati akan kuajari kamu semampuku."
Anak rusa senang dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. Anak rusa tekun bekerja, sehingga tidak bersedih lagi.
Setelah beberapa minggu, anak rusa sudah mulai pandai bekerja. Maka panenan pun menjadi berlimpah ruah, sebab mereka berdua giat bekerja tanpa kenal lelah.
Adik- adik yang pandai, sejak saat itu, pelanduk dan anak rusa hidup bahagia. Apakah kalian ingin seperti mereka juga
0 komentar:
Posting Komentar