Apa kabar adik- adik yang manis?
Tentu setelah liburan panjang ada banyak cerita tentang pengalaman yang didapatkan. Kakak juga mau bagi- bagi cerita ya...
Kalian tentu tahu bukan burung bangau? Dahulu ada seekor burung bangau tua yang hidupnya susah sekali. Kenapa ya? Karena ternyata ia tak dapat menangkap ikan secepat dahulu lagi. Usia terlah menggerogoti kekuatan dan kegesitannya.
Padahal telaga di mana ia tinggal banyak sekali ikannya yang berwarna- warni.
"Aku harus menggunakan siasat,"pikir bangau tua itu.Lalu ia pasang aksi di tepi telaga itu. Berdiri tepekur dengan wajah murung dan sedih. Ikan- ikan dankodok berenang di dekatnya sengaja tidak ia hiraukan, padahal biasanya ia selalu mematuk atau memangsa ikan-ikan itu.
Semua makhluk di telaga itu merasa heran atas tingkah laku si bangau itu. Seekor kodok bertanya," Pak Bangau, mengapa Anda kelihatan sedih sekali? Tidak mencoba menangkapku?"
"Tidak,"kata bangau dengan sedih." Aku sudah tua, sudah cukup puas karena sudah banyak sekali ikan, kodok dan kepiting yang kumakan dari telaga ini."
"Loh? Terus kenapa kok kelihatan sedih? sahut si kodok. "Semua akan berakhir.."kata bangau tua.
"Ada apa kiranya?"kodok penasaran. Kembali si bangau berkata dengan sedihnya,"Kemarin aku mendengar rencana penduduk setempat . Mereka akan mengosongkan telaga ini dan akan menimbun tanah untuk menanam buah dan sayuran. "
"Wah, gawat sekali!" seru kodok.
"Ya, semua ikan, kodok dan kepiting akan mati tertimbun tanah , lalu aku juga akan mati karena tidak dapat mencari makanan lagi."ujar bangau sedih dan dengan bertetesan air mata.
Adik- adik, segeralah kodok yang lincah itu berenang untuk memberitahukan hal itu kepada penghuni telaga lainnya. Semua ikan, kodok, kepiting dan hewan- hewan kecil lainnya ketakutan mendengar berita buruk itu.
"Apa yang harus kita lakukan? tanya mereka kepada sesamanya.
"Mari kita menemui Pak Bangau, ia lebih tua dan berpengalaman, mungkin bisa membantu menyelamatkan kita."
Sambil menangis tersedu- sedu semua penghuni telaga menghadap bangau tua, mereka memohon,"Selamatkan kami , Kami tak mau mati. Hanya Anda yang dapat memikirkan rencana untuk menyelamatkan kami. "
Si burung bangai pura- pura berpikir dengan keras dan berkata,"Aku akan mencoba kemampuan terbaikku untuk menyelamatkan nyawa kalian semua. Aku tahu telaga lain cuma agak sedikit jauh dari sini. Bila kalian percaya padaku, aku akan membawamu semua ke sana."
Semua ikan, kodok dan kepiting mulai bertengkar di antara mereka sendiri. Masing- masing ingin paling dulu dibawa sang bangau.
"Sebentar, sebentar semuanya,"kata si bangau dengan tegas. "Kita semua harus sabar."|
Aku sudah tua dan lemah serta mudah lelah. Aku akan membawamu seekor- seekor pada satu waktu. Aku akan membawa ikan- ikan terlebih dahulu."
"Sekarang saatnya menjalankan rencana itu,"pikir sang bangau. Ia cepat- cepat mematuk seekor ikan di paruhnya yang tajam lalu terbang.
"Sudah sampaikah kita ke telaga, pak bangau," tanya si ikan ketakutan setelah terbang beberapa lama.
"Ehem, ehem,"jawab bangau dengan paruhnya mengatup lebih erat pada si ikan. Ia hinggap pada tebing karang dan dengan cepat melahap ikan itu.
Hari- hari penuh kegembiraan bagi sang bangau. Manakala ia merasa lapar, ia akan mengambil seekor ikan dan berpura- pura mengangkutnya ke telaga baru, menjadikannya santapan lezat.
Suatu hari seekor kepiting merangkak menuju sang bangau dan bersungut-sungut,"Pak Bangau tidak adil, Engkau tampak hanya membantu para ikan saja. Setiap hari kamu membawanya meninggalkan telaga ini, lalu kapan giliranku?"
Si bangau tersenyum licik pada dirinya. "Hmmm, kesempatan baik nih,"pikirnya.
"Baiklah kepiting," kata sang bangau, hari ini giliranmu."
Sang bangau membawa kepiting dalam paruhnya dan segera terbang. Mereka terbang agak jauh tetapi si kepiting tidak dapat melihat tanda- tanda adanya telaga yang dijanjikan. Ketika si bangau mulai menukik menuju tebing karang di bawah, maka curigalah si kepiting. Ketika mereka semakin dekat denga cadas, sang kepiting terkejut menyaksikan tulang- tulang berserakan di mana- mana.
Akhirnya ia menyadari, apa sebenarnya yang dilakukan oleh si bangau tua.
"Ternyata ia menipu kami,"pikir si kepiting. "Awas ya, akan kubalas kau." Ketika bangau mulai terbang merendah,tiba- tiba si kepiting mencengkram leher bangai yang panjang ramping itu dengan cupitnya yang kuta dan menjepitnya kuat- kuat.
"Aduh," sang bangau memekik, "lepaskan aku!". Tetapi si kepiting justru menguatkan dan mengeraskan jepitannya. Sang bangau berusaha sekuat tenaga melepaskan cengkraman kepiting itu tetapi tidak berhasil.
"Mampuslah kau bangau tua yang licik!" teriak si kepiting dengan mengerahkan seluruh tenaganya hingga leher si bangau putus, kepalanya menggelinding ke tanah.
Si kepiting yang pemberani itu menyeret kepala bangau yang putus ke dalam telaga. Semua penghuni telaga bertanya heran," loh? Kamu kenapa kok kembali ?"
" Ya,"jawab si kepiting dengan marah,"Pak Bangau rupanya adalah penipu besar. Ia secara licik telah membuat jebakan untuk membunuh semua ikan, kodok dan kepiting dari telaga ini. Ia telah berbohong tentang membawa kita dengan selamat. Ia hanya membawa kita satu persatu pada tebing karang yang tandus dan melahap kita. Namun bagaimana pun juga, aku telah mengakhiri rencana jahatnya itu dengan cara memutuskan lehernya."
Adik- adik yang manis,
Seluruh penghuni telaga itu bersorak gembira. Mereka mengelu-elukan si kepiting sebagai pahlawan yang telah menyelamatkan hidup mereka.
Nah, adik- adik. Kita belajar bahwa tipu daya akan menghasilkan ketidakpercayaan dari pihak lain. Mari kita belajar hidup jujur ya. Karena pada saat jujur, sesungguhnya kita sedang menyelamatkan diri kita sendiri.
Sampai jumpa dalam cerita berikutnya.
Nah, adik- adik. Kita belajar bahwa tipu daya akan menghasilkan ketidakpercayaan dari pihak lain. Mari kita belajar hidup jujur ya. Karena pada saat jujur, sesungguhnya kita sedang menyelamatkan diri kita sendiri.
Sampai jumpa dalam cerita berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar