Suatu waktu hidupah kera yang bernama Keo Kera. Ia adalah kera yang sangat nakal sekali. Berulang kali dia berulah, dan mencelakai teman- temannya.
Suatu pagi, ketika ia baru saja dia keluar dari rumahnya,dilihatnya Cici Kelinci berlari pagi. Cici berlari melewati depan rumahnya. Wah, begitu segar tubuh si Cici Kelinci.
"Tentu! Bukankah lari pagi amat berguna?"jawab si CiciKelinci dengan wajah berseri. Lalu timbullah niat jahat si Keo Kera.Rupanya dia ingin membuat si Cici celaka. Begitulah dia berencana menggali lubang.
Maka dibaanya cangkul bergagang panjang dan ia mulai menggali.
Letaknya tepat di bawah pohon kenari. "Nah, di atas dahan itu aku akan bersembunyi," pikir si Keo Kera di dalam hati. Akhirnya, lubang yang dalam selesai di gali.
"Kerja kerasku ternyata tak sia- sia. Sebentar lagi tontonan segar akan kunikmati. Oh, malang benar nasibmu Cici Kelinci!".
Pagi hari yang cerah kembali tiba. Si Keo Kera menjalankan niat jahatnya. Bersembunyilah dia di daham pohon kenari. Di bawahnya menganga lubang galian sendiri.
Dari kejauhan terlihat si Cici Kelinci. Dia berlari pagi dengan rasa gembira. Sungguh, sedikit pun dia tidak menyadari akan dicelakakan oleh si Keo Kera. Ke arah lubang si Cici Kelinci berlari.
"Hi...hi...hi..hi...akan ada tontonan lucu sekali, kau akan celaka Cici Kelinci ..hi...hi..hi.., si Keo Kera tertawa di dalam hati.
Dan saat si Cici Kelinci mendekati lubang, tiba- tiba terdengar,.."Krak...byuuur!" Ternyata dahan pohon kenari tempat si Keo Kera bergelantungan tiba- tiba patah. Lalu ia melayang dan masuk ke dalam lubang.
Seketika si Cici Kelinci menghentikan larinya. "Tolong!" jerit kesakitan dari lubang itu. Rupanya si Keo Kera ikut terjerumus ke dalamnya, bersama dahan pohon kenari yang patah itu.
Tetapi si Cici Kelinci baik hati. Dengan segera ia mengambil seutas tali. Dia ingin menolong si Keo Kera, sahabatnya, agar bisa keluar dari lubang pembawa celaka Keo Kera segera meraih seutas tali yang diulurkan oleh si Cici berhasil membantu si Keo Kera keluar dari dalam lubang itu.
Adik- adik yang baik, si Keo Kera merasa malu hati atas perbuatanya..
"Cici, terima kasih atas pertolonganmu," kata si Keo Kera menunduk tersipu-sipu.
"Siapa yang menggali lubang ini?" tanya si Cici.
Si Keo Kera menjawab, " Galianku sendiri."
"Cici Kelinci, maafkan aku, sebenarnya lubang ini untuk mencelakakanmu." dengan jujur si Keo Kera mengaku apa adanya.
Dia benar- benar telah menyesali perbuatannya.
"Sudahlah, Keo Kera!"kata Cici Kelinci, yang penting, jangan kau ulangi perbuatan ini. Dan tutuplah kembali lubang yang kau gali."
Begitulah adik- adik yang baik hatinya,
Sejak itu Keo Kera tidak nakal lagi. Yuuuk, kita hargai keinginannya untuk berubah.
0 komentar:
Posting Komentar