Pada zaman dahulu di sebuah desa terpencil ada seorang janda yang menginginkan seorang anak. Ia mendatangi seorang Kakek Raksasa Sakti dengan maksud meminta petunjuk untuk mendapatkan seorang anak ia meminta tolong kepada Kakek Raksasa Sakti untuk mewujudkannya.
"Keinginanmu terkabullkan, tetapi dengan syarta, kalau anakmu nanti lahir perempuan, harus kau serahkan kepadaku,"kata Kakek Raksasa Sakti. Si Janda diam, namun dalam hati ia berkata "semohga anak yang lahir nanti laki- laki". Si Janda segera pulang. Di tengah perjalanan ada sebatang pohon kelapa, latiba- tiba buahnya jatuh. Segera ia pungut, lalu dipecah, dan diminum airnya. Semua ini sesuai dengan pesan Kakek Raksasa Sakti. Setelah beberapa bulan kemudian, ia hamil. Dan setelah waktunya, si janda melahirkan. Bayinya perempuan wajahnya cantik, kulitnya berkilauan, seperti emas terkena sinar cahaya. "Timun Mas," ucap si Janda memberi nama anaknya.
Tahun berganti tahun, tidak terasa Timun Mas sudah berumur 10 tahun. Selama itu, Kakek Raksasa Sakti sudah tang dua kali menagih janji, agar Timun Mas diserahkan kepadanya. Namun, kali ini Kakek Raksasa Sakti memaksa. Timun Mas harus segera diserahkan kepadanya. "Aku tidak sabar lagi, ingin menyantap Timun Mas yang segar itu," geram Kakek Raksasa Sakti, namun si Janda minta tenggang waktu dua tahun. Kakek Raksasa akhirnya menyanggupi.
Ibu Timun Mas berdaya upaya bagaimana caranya menyelamatkan Timun MAs. Ia minta tolong kepada seorang yang sakti. "Terimalah empat bingkisan yang masing- masing berisi biji timun, jarum garam dan terasi,"kata orang sakti itu kepada Ibu Timun Mas. Dengan rasa syukur, Ibu Timun Mas pulang dengan gembira.
Pada suatu hari, Kakek Raksasa Sakti datang menagih janji yang menurut perhitungannya Timun Mas sudah berumur 12 tahun. Sementara langlkah - langkah Kakek Raksasa Sakti terdengar masih jauh, Ibu Timun Mas memanggil Timun Mas.
"Anankk, terimalah empat bungkusan yang masing- masing berisi biji timun, jarum, garam dan terasi," kata Ibu Timun Mas sambil menjelaskan pula cara penggunaannya. Setelah memahaminya, Timun Mas lari meninggalkan rumah.
Kakek Raksasa Sakti tidak menemukan Timun Mas. Ia berusaha mencari sendiri. Dari kejauhan Kakek Raksasa Sakti melihat Timun Mas berlari seperti kilat dan segera dikejarnya.
Timun Mas hampir tersusul. Dan ia segera membukan bingkisan yang pertama berisi biji ketimun. Seketika itu juga tumbuhlah biji timun dengan subur dan lebat sekali. "Aku harus segera makan timun iniuntuk mengobati dahagaku,"kata Kakek Raksasa Sakti dengan riangnya. Semua buah Timun dimankannya, tidak ada satu pu yang tersisa.
Sesudah habis timunnya, Kakek Raksasa Sakti mengejar Timun Mas lagi. Timun Mas hampir tersusul. Ia segera membuka bungkusan kedua yang berisi jarum. Seketika itu juga tumbuh menjadi hutan bambu berduri. Kakek Raksasa Sakti ragu- ragu menerobos hutan bambu berduri itu. "Terobos hutan itu, kutunggu di sini !" seru Timun Mas. Kakek Raksasa Sakti segera menerobos hutan bambu berduri itu. Seluruh badanya tergores duri bambu. Namun semua itu tidak dirasakannya. Yang penting dapat menangkap dan menyantap Timun Mas.
Timun MAs melihat Kakek Raksasa Sakti sudah dekat kembali. Ia lalu membuka bungkusan yang ketiga berisi garam, dan melemparkannya ke belakangnya. Di tempat jatuhnya garam, berubah menjadi laut yang dalam serta bergelombang tinggi. Kakek Raksasa Sakti bertekad menyebrangi lautan. "Timun Mas! Tunggu sebentar !", Kutunggu di sini kek!" jawab Timun Mas. Kakek Raksasa Sakti sampai di tepi laut dengan selamat. Namun, ia sangat lelah. Melihat Kakek raksasa Sakti kepayahan, lalu Timun Mas membuka bungkusan yang keempat yang beisi terasi dan dilemarkan ke belakang. Timbullah lautan lumpur, luas dan dalam, serta mendidih, Kakek Raksasa bingung sekali. " Bagaimana caranya menyebrangi lautan ini," katanya dalam hati. Namun karena keinginan yang menggebu-gebu untuk menyantap Timun Mas, ia segera terjun, ternyata makin ke tengah, lautan lumpur makin pana dan berjalan mengikuti kakinya. Kakek Raksasa Sakti semakin kehabisan tenaga dan ia meninggal dalam lumpur panas.
Timun Mas terlepas dari cengkraman Kakek Raksasa Sakti, segera ia kembali ke rumah ibunya. Karena Timun Mas terkenal kecantikannya, ia dipersunting menjadi seorang pangeran. Akhirnya mereka hidup bahagia.
Wuih...seru ya adik-adik. Hari ini kita belajar apa ya ?
Kebenaran akan dapat mengalahkan ketamakan dan kerakusan, asalkan berani membela dengan mempertaruhkan jiwa raga yang tanpa pamrih.