D
|
ewi Galuh Candra
Kirana adalah putri raja Kerajaan Daha. Ia dipertunangkan dengan Raden Inu Kertapati, putra mahkota
Kerajaan Kahuripan. Seluruh rakyat Kerajaan menyambut gembira perayaan agung
itu. Namun, tidak demikian dengan seorang gadis berdarah biru yang bernama
Galuh Ajeng. Ia cemburu dan berkeinginan menjadi istri Raden Ini Kertapati.
“Aku harus
menggagalkan pernikahan mereka!” pikir Galuh Ajeng.
Kemudian Galuh
Ajeng menemui seoranmg nenek sihir yang jahat, agar dengan ilmu sihirnya dapat
mencelakakan Dewi Galuh Candra Kirana.
“Permintaan Tuan
Putri Galuh Ajeng akan segera saya laksanakan !” kata nenek sihir.
“Bagus, Nek,agar
Raden Inu Kertapati bisa segera kawin denganku,” ujar Galuh Ajeng penuh harap.
Konon Baginda
Raja Daha terpengaruh ulah keji Galuh Ajeng dengan cara memfitnah Dewi Galuh
Candra Kirana. “Enyahlah kau dari keratin! Tak pantas engkau menjadi istri
Raden Inu Kertapati!” geram Sri Baginda Raja. Padahal Dewi Galuh Candra Kirana
adalah anak kandung Sri Baginda Raja pertimbangan Sri Baginda Raja.
Mulai saat itu
Dewi Galuh Kirana berjalan tak tentu arah tujuan. Hidupnya terlunta-lunta masuk
hutan keluar hutan. Sampai pada suatu hari ia tiba di sebuah pantai.
“Oh, Sang
Dewata, apakah yang akan terjadi pada diri hamba yang hina dina ini?”kata Dewi
Galuh Candra Kirana dengan pasrah. Di situlah Dewi Galuh Candra Kirana terkena
ilmu sihir yang dikirim oleh nenek sihir jahat. Ia berubah wujud menjadi seekor
keong emas. Keong Emas terombang-ambing hingga akhirnya terdampar di pantai lain
yang tidak jauh dari Desa Dadapan.
“Wow! Cantiknya
keong ini !”seru Nenek Dadapan sambil mengambil Keong Emas yang tergolek di
atas hamparan pasir putih. “Mari, ikut ke rumah nenek. Kamu akan kupelihara
dengan baik, ”ujar Nenek Dadapan. Kemudian ia membawa Keong Emas pulang.
Setibanya di
rumah, Nenek Dadapan memasukkan Keong Emas ke dalam tempayan yang berisi air
bersih.
“Tinggalah di
sini, Keong manis,” kata Nenek Dadapan dengan penuh senyum. Seperti biasanya,
Nenek Dadapan pergi ke pantai untuk mencari ikan. Namun, agaknya hari itu
nasibnya sedang sial karena tidak mendapatkan ikan seekor pun. Iapun segera pulang. Ketika masuk rumah, betapa
terkejutnya ia melihat hidangan yang enak dan lezat sudah tersedia dibalai-balai.
Pada hari
berikutnya, ketika Nenek Dadapan baru pulang dari pantai, tampak rumahnya
berasap.
“Apakah gerangan
yang terjadi di rumahku?”tanyanya. Kemudian ia mengintip dari balik bilik
rumhnya, dan dilihatnya seorang gadis sedang memasak.
“Siapakah yang
sedang memasak itu?” Karena tidak dapat menahan diri, akhirnya Nenek Dadapan
masuk ke dapur dan menanyakan hal ikhwal putrid yang cantik itu disihir menjadi
Keong Emas. Kemudian Dewi Galuh Candra Kirana menceritakan tentang dirinya
kepada Nenek Dadapan.
Nenek Dadapan
tercengang. “Oh, rasa iri memang sangat menyesatkan dan bisa membuat orang
menderita,” keluhnya. Kemudian nenek Dadapan berdoa,”Sang Dewata yang Maha
Agung, hamba mohon agar kutukan yang diderita Dewi Galuh Candra Kirana segera
berakhir.
Sementara itu,
Raden Inu Kertapati yang mendengar tentang nasib Dewi Galuh Candra Kirana tidak
tinggal diam. Ia pergi mencari tunangannya. Berbulan-bulan berkelana masuk
hutan keluar hutan. Akhirnya ia bertemu dengan Dewi Galuh Candra Kirana.
Adik- adik, maka
terjadilah sebuah perjumpaan yang sangat mengharukan. Seketika itu juga kutukan
nenek sihir jahat itu sirna. Raden Inu Kertapati memboyong Dewi Galuh Candra Kirana kembali ke istana, dan mengajak
serta Nenek Dadapan. Akhir cerita, mereka bertemu di singgasana pelaminan, dan
Raden Ini Kertapati dinobatkan menjadi Raja di Kahuripan ( Kediri ) dengan
gelar Kameswara I.
C
|
inta dan
kesetiaan dapat mengatasi segala rintangan yang berupa apapun. Kebenaran dan
kejujuran akan mengatasi segala kebusukan dan perbuatan jahat. Demikianlah adik-
adik, isi pesan dari cerita ini.
0 komentar:
Posting Komentar