RSS

Lutung Kasarung


D
ahulu kala, di tanah Sunda terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Kerajaan Pasir Batang. Pada saat itu yang memerintah kerajaan bernama Tapa Agung. Ia dikaruniai tujuh puteri yang cantik jelita, namun Raja Tapa Agung merasa ada ganjalan dihatinya, siapakah kelak yang akan dapat menggantikan kedudukannya sebagai Raja untuk mengendalikan Kerajaan Pasir Batang dengan damai.

Raja dan permaisuri tak habis- habisnya bermusyawarah, tetapi tetap tidak ada hasilnya, karena setelah diteliti dari tujuh puterinya, ternyata belum ada yang pantas memegang tampuk Pemerintahan Kerajaan Pasir Panjang.

Tujuh Puteri Raja itu bernama Putri Purbaarang, Putri Purbajati, Putri Purbasekar, dan Putri ketujuh atau bungsu bernama Putri Purbasari Ayuwangi. Putri Purbasari Ayuwangi lain dengan kakak- kakaknya. Ia memiliki kecantikan yang terpancar langsung dari hatinya. Parasnya memang tidak secantik keenam saudaranya, namun kebaikan hati Putri Purbasari Ayuwangi tampak cemerlang di wajahnya. Purbasari Ayuwangi memiliki kecerdasan yang hanya dapat ditandingi oleh kakak sulungnya Putri Purbaarang.

Pada hari yang telah ditentukan, Raja Tapa Agung mengumumkan pengunduran diri sebagai pemimpin kerajaan. “Dengan ini, Aku umumkan kepada seluruh rakyat negeri di negeri Pasir Batang, bahwa pada hari ini aku meletakkan jabatan sebagai Raja kerajaan Pasir Batang,” ungkap Raja Tapa Agung kepada seluruh rakyat Pasir Batang.
Tanpa diduga seluruh rakyat negeri Pasir Batang menunjuj Putri bungsu Putri Purbasari Ayuwangi sebagai pengganti Raja Tapa Agung. Inilah yang membuat  iri kakak-kakaknya, terutama Putri sulung Purbaarang.
“Aku harus bisa menggagalkan Purbasari Ayuwangi memimpin negeri Tapa Agung,”gumam Putri Purbaarang.
Pada suatu malam Putri Purbaarang melaksanakan niat jahatnya itu. Putri Purbaarang mengendap-endap memasuki bilik Putri Purbasari Ayuwangi yang sedang tertidur lelap. Sebuah tempurung kelapa berisi getah nangka dibalurkan ke seluruh tubuh Putri Purbasari Ayuwangi. Setelah getah nangka tempurung habis, kemudian Putri Purbaarang segera meninggalkan Purbasari Ayuwangi sambil tersenyum.

Keesokkan harinya, saat Putri Purbasari Ayuwangi terbangun. Betapa terkejutnya Putri Ayuwangi melihat seluruh tubuhnya menjadi hitam legam. “Oh, apa yang terjadi pada diriku? Aku menjadi seekor kera hitam!” keluh Putri Purbasari Ayuwangi. Saat itu, seluruh rakyat negeri Pasir Batang menjadi gempar dengan adanya kera hitam di dalam istana. Para pengawal kerajaan siap siaga, bila terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Mereka tidak tahu, siapa sebenarnya seekor kera hitam itu.
Meskipun Putri Purbasari Ayuwangi telah menyakinkan bahwa dirinya bukan seekor kera, tapi tak seorang pun mempercayai ucapannya. Justru mereka sudah memasang anak panah untuk dihujamkan ke tubuh kera hitam itu.
“Usir kera itu ! Aku tidak mau istana kerajaan ini diinjak-injak makhluk buruk itu!” seru Putri Purbaarang dengan lantang.
Pada saat itu Putri Purbaarang telah menjabat sebagai pemimpin negeri Pasir Batang, karena kekuasaannya itu, maka ia memerintahkan para pengawal kerajaan untuk membuang Putri Purbasari Ayuwangi yang telah berubah wujud itu ke tengah hutan,. Putri Purbasari Ayuwangi merintih minta belas kasihan, tapi tak seorang pun mau mendengar.
Di dalam hutan, Putri Purbasari Ayuwangi bertemu dengan seekor makhluk yang sangat buruk.
“Jangan takut, Putri, hamba hanyalah seekor lutung,” kata makhluk itu menjelaskan. Putri Purbasari Ayuwangi pun hilang rasa takutnya, karena Lutung itu tidak berbahaya dan mau melayani Puteri Purbasari Ayuwangi.
Lutung Kasarung berusaha mencari daun- daunan sebagai obat untuk mengembalikan kecantikan Putri Purbasari Ayuwangi seperti semula. Benar juga, setelah daun- daunan itu digosok-gosokkan ke tubuh Putri Purbasari Ayuwangi itu, seketika itu juga Putri Purbasari Ayuwangi kembali seperti semula.
Persahabatan Putri Purbasari Ayuwangi dengan Lutung Kasarung semakin akrab. Pada suatu hari, Lutung Kasarung bersemedi, tiba- tiba tampaklah sebuah istana megah dihadapan Putri Purbasari Ayuwangi. Nama kerajaan itu  Cupu Mandala Ayu. Putri Purbasari menjadi pemimpin kerajaan Cupu Mandala Ayu, rakyatnya  adalah para penduduk yang tinggal di sekitar hutan.

Kerajaan Cupu Mandala Ayu menjadi kerajaan yang aman dan sejahtera. Banyak penduduk dari kerajaan Pasir Batang pindah ke negeri Cupu Mandala Ayu. Mereka mengetahui, bahwa pemimpin Kerajaan Cupu Mandala Ayu adalah Putri Purbasari Ayuwangi, seorang putrid kesayangan Kerajaan Pasir Batang.
“Aku harus bisa membunuh pemimpin negeri Cupu Mandala Ayu,”geram Putri Purbaarang. Lalu Putri Purbaarang mengadakan tantangan yang ditujukan kepada Putri Purbasari Ayuwangi. Namun Putri Purbasari Ayuwangi menanggapi dengan penuh kesabaran. Justru Lutung Kasarung membuka kelicikan Putri Purbaarang kepada Putri Purbasari Ayuwangi pada waktu itu. Putri Purbaarang kemudian menjadi malu bukan kepalang. Kemudian Putri Purbaarang menawarkan Putri Purbasari Ayuwangi untuk menjadi Ratu di kerajaan Pasir Batang, tetapi ia mengajukan syarat Putri Purbasari Ayuwangi harus sudah mempunyai tunangan. Saat itu Lutung Kasarung menawarkan diri menjadi tunangan Putri Purbasari Ayuwang.
“Ya, aku bersedia,”jawab Putri Purbasari Ayuwangi dengan mantap menerima tawaran itu.

Seketika itu juga, petir menggelegar membelah angkasa. Kata- kata sederhana yang keluar dari Putri Ayuwangi sanggup mengalahkan kutukan Dewata. Tubuh Lutung Kasarung bercahaya, kulitnya terkelupas seketika, ia berubah menjadi seorang kesatria tampan. Dialah Pangeran Guriang.
“Kini engkau telah mempunya tunangan, dengan begitu Kerajaan Pasir Batang kuserahkan kepadamu,” ucap Putri Purbaarang pasrah.
Didampingi Pangerang Guriang, Putri Purbasari Ayuwangi mulai membangun kembali kerajaan Pasir Batang.

Kini, rakyat Pasir Batang hidup bahagia dan sejahtera.

S
ifat iri dan dengki adalah tindakan yang tidak terpuji. Putri Purbaarang iri dengan Putri Purbasari Ayuwangi. Namun setelah kedoknya terbongkar, ia akhirnya mau mengakuinya dan menyerahkan hak Putri Purbasari Ayuwangi. Adik- adik, jauhi sikap iri dan dengki ya…

0 komentar:

Posting Komentar