RSS

Puteri Bontar Mudar


A
dik- adik,  tinggal seorang gadis cantik bernama Bontar Mudar. Ia putrid Sunggu Mapasang. Pada suatu hari, Sunggu Mapasang ditemui manusia hantu bernama Sodungdangon. Wujudnya setengah hantu setengah manusia dan berjalan tidak menginjak tanah. N” Kedatanganku ini untuk melamar putrimu,” kata Sodungdangon kepada Sunggu Mapasang. Sunggu Mapasang bermusyawarah dengan istri dan anak- anak lain. Ternyata mereka tidak setuju jika Bontar Mudar menjadi istri Sodungdangon.
Karena lamarannya ditolak, Sodungdangon marah besar. Ia mengancam akan menghancurkan rumah seisinya beserta penghuninya, Mendengar ancaman yang mengerikan itu, Sunggu Mapasang langsung memutuskan, “Hem, saya tidak keberatan memberikan Bontar Mudar menjadi istri tuan.”
Betapa senangnya Sodungdangon mendengar jawaban Sunggu Mapasang itu. Ia berjanji akan membangun rumah yang bagus dan deisinya. Setelah itu Sodungdangon kembali untuk merayakan perkawinannya.

Namun apa yang terjadi? Ternyata Sodungdangon tak pernah kembali. Sementara itu, tersebutlah seorang putera raja  bernama Pangeran BArus yang menginginkan seorang istri. Dengan berbagai cara ia memilih seorang gadis yang cocok. Namun belum juga mendapatkannya. Oleh karena itu, PAngeran Barus mencari akal yang sangat aneh. Ia membuat laying – laying dari kain sutera. Setelah selesai dibuatnya, Pangeran Barus mengeluarkan pengumuman, “ Barang siapa yang dihinggapi laying- laying kain sutera, bila seorang gadis, ia akan jadi istri,”. Pangeran Barus  bersama empat puluh pengawalnya mengikuti laying- laying kain sutera  yang telah dillepaskannya. Mereka telah membawa segala keperluan untuk merayakamn pesta perkawinan.

Banyak gadis yang berharap dihinggapi laying- laying Pangeran Barus. Namun tak satupun mendapat keberuntungan. Mereka hanya dilewati saja. Layang- laying kain sutera terbang menjulang tinggi di angkasa  dan tibalah di atas desa Bakkara. Karena tempat itu berupa jurang, hilanglah laying- layang itu dari pandangan mata Pangeran Barus beserta pengawalnya.
“Cari sampai ketemu!” perintah Pangeran Barus kepada pengawalnya. Mereka segera menuruni jurang.

Saat para pengawal sedang berusaha keras mendapatklan laying- laying kain sutera, Pangeran Barus dengan khusuk memohon kepada Sang Pencipta,” Hamba mohon tunjukkanlah siapa yang telah dihinggapi laying- laying kain sutera,” Sehabis Pangeran Barus berdoa, tiba- tiba muncul seorang gadis sedang membawa air pancuran. Gadis itu sangat cantik dan rambutnya mayang terurai.
“Maaf, dik. Apakah saya bisa minta tolong?”sapa PAngeran Barus kepada gadis itu.
“Kenapa, tuan?” balas gadis itu mengumbar senyum.
“Saya sangat haus. Berikan seteguk air untukku,”pinta Pangeran Barus  memberanikan diri. Gadis itu tidak keberatan memberikan air. Lantas Pangeran Barus minum dengan sepuasnya. Mereka pun saling berkenalan. Gadis itu bernama Bontar Mudar anak Sunggu Mapasang.

Pangeran Barus menjelaskan kedatangan di desa Bakkara yaitu mengejar layang- layang kain sutera yang diterbangkannya, namun akhirnya kehilangan jejak. Padahal barang siapa yang telah menemukannya bila seorang gadis akan dijadikannya istri.
“Mengapa kamu termenung dik,” tegur Pangeran Barus.
“Begini. Hambalah yang telah menemukan layang- layang yang dimaksud tuan,”jelas Bontar Mudar memberanikan diri.
“Oh, Sang Pencipta. Inilah calon istri hamba,” ucap syukur Pangeran Barus sambil bersujud. “ Sekarang bawalah aku ke rumah orang tuamu. Sebab ada 40 pengawalku yang membawa segala keperluan untuk menyelenggarakan pesta perkawinan.
Pangeran Barus segera menghadap orang tua Bontar Mudar. Sunggu Mapasang sangat terkejut bercampur rasa bahagia mendengar Pangeran Barus akan menikahi putrinya. Maka dengan segera diadakan pesta perkawinan yang sangat meriah. Setelah Bontar Mudar dibawa ke istana kerajaan. Saat rombongan itu tiba di tengah hutan, mereka dihadang makhluk aneh  bernama Sodungdangon.
“Keparat! Kau merampas calon istriku!” teriak Sodungdangon sambil melompat dan tepat berada di hadapan Pangeran Barus. Pangeran Barus menghadap keadaan yang genting itu dengan tenang.

Sodungdangon berusaha merebut Bontar Mudar dari sisi Pangeran Barus. Pangeran Barus sekuat tenaga mempertahankannya. Terjadilah pertarungan seru. Mereka saling mengadui kesaktian. Ternyata tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Sodungdangon mengambil jalan pintas. “ Kalau kau mengaku bahwa gadis di sampingmu adalah istrimu, sekarang giliranku menghabisi istrimu! Dengan begitu, kau akan hidup bersama mayatnya !” Saat itu pula Bontar Mudar ditusuk dengan pedang sakti dan tewas seketika.

Pangeran Barus sangat sedih melihat istrinya sudah menjadi mayat. Namun, atas kehendak yang Maha Kuasa , Bontar Mudar berbisik halus, “Suamiku. Masukkan mayatku ke dalam peti. Tunggui tujuh hari tujuh malam sambil berdoa, aku akan hidup kembali.” Mendengar bisikan halus itu, Pangeran Barus segera memerintahkan pengawalnya membuat peti. Setelah peti selesai dibuat, mayat Bontar Mudar dimasukkan ke dalam peti dan segera dibawa ke istana.

Selama tujuh hari tujuh malam mayat Bontar Mudar berada di dalam peti. Pangeran Barus selalu berdoa memohon kepada Sang Pencipta  agar apa yang dikatakan istrinya menjadi kenyataan. Tibalah hari ketujuh. Peti dibukla  dan terjadilah suatu keajaiban,Putri Bontar Mudar hidup kembali.
“Istriku!” pekik Pangeran Barus kegirangan.
“Suamiku !” balas Bontar Mudar penuh haru. Mereka saling berpelukan erat, bagaikan tidak mau lepas. Mulai saat itu mereka membagun keluarga bahagia dan sejahtera.

A
duh senangnya ya adik- adik. Akhirnya kedua pasangan itu bersama lagi. Nah adik- adik, jika sedamg mencapai cita- cita dan kita menggunakan berbagai cara tetapi gagal, hendaklah kita tidak jemu untuk mencoba terus sampai dapat menemukan cara atau jalan yang jitu sehingga cita-cita yang didambakan dapat diraih.



0 komentar:

Posting Komentar